Tak kenal maka kenalan
“Ding” suara lift terbuka, lantai 12 sebuah perkantoran layanan call center dari provider telekomunikasi terkemuka. Berlari ke lobby, mengambil kunci loker kemudian menaruh semua perlengkapan tas, bekal makan dan handphone di dalam loker. Hanya tumbler, dompet besar isi tisu, bedak, bolpoin beserta notes dengan bantal bola yang dibawa nura ke dalam ruangan kerja. Berlari mendatangi meja kerja sambil membawa bantal kesayangan yang sudah biasa disimpan di atas loker. Jam menunjukkan tepat pukul 13:00 waktunya login di call master kemudian memakai headset dan tekan auto in untuk membuat posisi telepon menyala dan siap menerima panggilan telepon dari pelanggan.
“Tut tut”, sebuah notifikasi dari headset ketika ada panggilan akan masuk. Kemudian salam atas nama perusahaan dan dilanjutkan memberikan solusi atas pertanyaan, permintaan bahkan komplain pelanggan. menyiapkan semua perangkat aplikasi yang sudah ter set di setiap pc. Tinggal input login pribadi, masukkan data yang dibutuhkan sebagai informasi. Sambil menyelam minum air, benar kata pepatah dulu. Bekerja sambil diselingi gurauan, Apalah arti sebuah pekerjaan jika tidak ada yang namanya persahabatan. Jalaran soko kulino, cinta tumbuh karena terbiasa. Beda tipisnya dengan ini, persahabatan ada karena terbiasa bertemu juga.
Dari meja ke meja berdampingan semacam bilik bilik cluster berhadapan dan membelakangi. Jadi semacam seperti sebuah gang yang tersekat sekat meja kerja. Di setiap bilik meja ada nomor di atasnya, memudahkan koordinasi jika ada kesulitan. Bilik meja biasa disebut dengan posduk (dibaca Posisi duduk). Dari posduk ujung nomor 1 sampai nomor 73.
Dalam dunia pelayanan telekomunikasi ada dua divisi yang memisahkan produk call center yang mereka handle. divisi umum nontechnical dan divisi technical. prestasi dari penguasaan product lah yang membuat beberapa staff call center bisa naik grade ke divisi technical.
Ini hari pertamanya nura pindah ruangan dari divisi pelayanan nontechnical ke divisi technical. seneng sih sudah pasti, tapi lingkungan baru membuatnya merasa aneh. di divisi barunya dia jg bertemu sahabat lamanya laras. Nura sudah tiba 30 menit sebelum login jam 13.00 kemudian Dia langsung cari meja online. “mbak.. mbak ntar pulang jam berapa, udah ada yang pake belum mejanya ntar?”Tanya nura ke mbak yang berada di meja yang dia tuju. sambil ngemute telephone yang masuk si mbak jawab “oh sorry say, ini sudah ada orangnya entar”. “oh gitu yaudah makasih, kira kira mbak tau nggak mana meja yang biasanya jarang kepake abis shift siang ini?” Tanya nura. “oh , ada daerah sekitaran deket pintu masuk sama di deket meja coordinator area. biasanya meja itu jarang kepake” sahut si mbak. tanpa pikir lama lama, nura langsung menuju ke meja yang dekat dengan meja coordinator. “ehm mbak, udah ada orangnya belum ntar?” Tanya nura ke mbak yang berada di meja itu. “nggak ada say, kosong kok. kenapa? ntar mau kamu pakai kah? sahut mbak itu. “oh iya mbak” jawab nura. “oke deh tapi aku ntar logout handle nya jam 3.” jawab mbak itu. “iya mbak gapapa, ntar biar aku poskos (posisi kosong = pindah pindah meja handle sementara kemudian kembali ke meja asal). aku titip tumbler sama bantalku disini ya mbak” sahut nura. produktivitas di dunia pekerjaan ini silih berganti staff, ada beberapa staff yang harus mengundurkan diri karena hamil, atau bahkan kontrak kerja yang memang tidak diperpanjang, atau memang inisiatif mengundurkan diri karena alasan karier yang stagnan. tapi nura bisa dibilang lumayan baru menjejaki dunia contact center setahun lamanya.
“ra’ di deketku ada meja yang kosong kamu pindah situ aja deh. lumayan kan ada temen ngobrol” sahut laras disaat menghampirinya. “oke deh ras, tengkyu yah” sahut nura. kemudian nura pindah, laras di meja nomer 50 dan nura di meja nomer 45 bagian depannya, membelakangi laras yang di meja 50. Hari ke hari pun nura terbiasa duduk di meja 45 atau terkadang di pos 50. meja contact center memiliki nomer di setiap biliknya dan berjejer menyerupai gang, ada banyak meja yang berdampingan dan saling membelakangi. Salah satunya gang bilik yang nura tempati. 5 meja berjejer dan saling membelakangi. dimulai dari meja nomer 41 berjejer berdampingan kekiri sampai dengan meja nomer 45, kemudian di belakang meja 45 ada meja 50 yang berjejer sampai dengan nomer 46. jadi saling membelakangi, nomer kecil dimulai dari arah kiri. Tidak hanya laras yang nura kenal, dari setiap meja tersebut ditempati dengan orang orang yang sama setiap harinya. Nura semakin akrab dengan beberapa orang yang sudah terbiasa di area bilik tersebut, Salah satunya mbak ayun yang suka nyemil dan mbak hestri yang selalu membawa dagangannya di bawah meja.
Nura bisa dibilang wajah baru di area gang bilik tersebut, jelas saja kalau sudah shift sore berganti. para staff pria banyak berdatangan, dan langsung menuju area favorit masing masing. disini terlihat wajah wajah penghuni lama di deret meja gang ini. “ane duduk dimana nih, sapa yang pulang jam 7 atau jam 8 nih” Tanya pras.“ini kebanyakan pulang jam 8 sama jam 9 malem, coba tanyak mbak yang diujung sana dulu tu” sahut vivi dari arah meja pojok 47 menunjuk ke arah meja nura yang saat itu duduk di meja 44, akhirnya si pras mendatangi dan bertanya pada nura “mbak mbak entar pulang jam brapa?kosong kan?” Tanya pras. lalu nura jawab dengan mengangguk dan mengangkat jari jarinya yang menunjukkan angka tujuh. “owh pas kalo gitu, yaudah mbak vivi, aku di 44 ini aja. si mbaknya pulang jam 7” sahut pras.
Sudah berjalan satu bulan duduk di meja area bilik tersebut dan bertemu orang orang yang hampir sama setiap harinya. si nura memang penikmat pola shift siang sama seperti sahabatnya laras. Nura semakin akrab dengan sederetan penghuni gang tetap bilik bilik gang itu. mereka akur bergantian meja disaat pergantian shift, entah kenapa mereka setia sekali untuk tetap kembali ke meja di area itu. walau kenyataannya mereka harus keliling dulu di meja yang lain sampai menunggu para shift cewek pulang dan akhirnya kembali ke area gang itu. inilah yang disebut kenyamanan dari kebersamaan.
kian hari semakin sering bertemu dang melihat, yang awalnya hanya kenal wajah sekarang sudah kenal nama. ada mas dhani, mbak vivi, mbak Becca si behel, mas hendra, yusa si pendiam, mbak Ayun, mas pras, mas Ayik, laras, Rizky, mbak hestri, mas Joni, mas iwan. mereka ini bisa dibilang penghuni tetap dan jarang sekali pindah area bilik, selalu setia di gang ini. ada juga mbak inka dan liva yang kadang kadang ada di area gang ini kadang juga nggak karena pola shifting mereka yang cenderung sering pagi. meja bilik pun juga ikutan silih berganti, nura pun bergeser ke meja 42, bina di meja 49 menggantikan si liva yang sudah sering masuk shift pagi. mbak ayun di meja 43, mbak hestri tetap di meja 44nya, mbak becca di meja 48, mbak vivi di meja 47 dan kadang ada mbak inka yang paling suka di pojok 46. ketambahan penghuni dua lagi si Gyna di 50 dan si winny di 45. para pria yang shift sore biasanya sudah titip ke salah satu dari mereka. titip ke mereka mereka yang pola shift siang untuk meja online. 47 biasa ditempati sama dhani, pos 48 ada si pakde hendra, lalu pos 44 pras, pos 43 si moody yusa, pos 49 rizky, pos 42 bisa kadang ditempati mas joni atau ayik, iwan jabrik di 50. Dari hari ke hari nggak selalu sama, pasti ada juga yang lagi offduty.
suasana makin seru bila mereka semua masuk, nggak ada habisnya obrolan yang dibahas. mulai dari gossip kantor sampai bercandaan. tapi tetap pelayanan nomer satu, biasanya mereka menyempatkan mengobrol di sela sela break. bahkan berbagi cemilan, ada saja yang dibawa. mulai dari cemilan kue kering, snack, bahkan gorengan. rata rata mereka bawa bekal cemilan ringan yang dimasukkan dalam Tupperware mini, jadi tidak terlihat mencolok. bisa dibilang sembunyi sembunyi dari rules kantor, yang sebenarnya no food in the work station. tapi inilah anak lama, they always break the rules. justru ini yang membuat antar staff hubungan kekerabatan mereka semakin erat.
ROMANSA GANG EMPAT 